2.1
Mineral
dan Mineralogi
Mineral
adalah suatu senyawa atau benda padat anorganik pembentuk batuan dari kerak
bumi yang terbentuk secara alami melalui proses – proses geologis yang tersusun
oleh komposisi kimia tertentu dan memiliki sifat fisik yang tetap.
Mineralogi
berasal dari dua kata yaitu mineral dan
logos. Secara luas mineralogi dapat
diartikan sebagai salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses keterbentukan
mineral, sifat – sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral,
karakteristik pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral.
2.2
Proses
Keterbentukan Mineral
Mineral
dapat terjadi melalui berbagai macam proses atau fasa keterbentukan, proses
keterbentukan mineral ini terdiri dari :
·
Proses
hidrotermal
Proses hidrotermal ini terjadi atau
berlangsung apabila panas dari aktifitas yang terjadi pada proses ini menyebabkan
terjadinya proses penguapan dari batuan yang secara lambat terendapkan.
·
Proses
magmatis
Proses magmatis ini berlangsung ketika
magma mengalami pendinginan atau penurunan temperatur magma.
·
Proses
residual (konsentrasi mekanik residual)
Proses residual ini terjadi akibat
dari proses pelapukan pada batuan, dimana proses ini dipengaruhi oleh kegiatan
transporatasi pelapukan.
·
Proses
metasomatisme (metasomatisme kontak)
Proses metasomatisme ini berhubungan
dengan proses pelapukan dan magmatis, dimana suatu magma mengalami proses
pendingan dan terjadi proses pelapukan.
2
|
·
Proses
sedimentasi
Proses sedimentasi ini terjadi melalui
beberapa tahap yaitu pelapukan,
transportasi, pengendapan, pengompakan dan diagenesa.
·
Proses
evaporasi
Proses evaporasi terjadi pada daerah
yang beriklim kering dan panas, sehingga akan terjadi proses penguapan pada
mineral.
·
Proses
oksidasi
Proses oksidasi mengalami proses
keterbentukan yang hampir sama dengan proses residual, tetapi mineral yang
terbentuk pada oksidasi tidak mengalami pelapukan transportasi dan sisa dari
proses transportasi ini kemudian akan bercampur dengan material lain sehingga
akan mengalami proses oksidasi.
·
Proses
metamorfisme
Proses metamorfisme terjadi pada
mineral yang sudah terbentuk sebelumnya, namun terjadi perubahan pada mineral
akibat adanya faktor luar yang mempengaruhi yaitu pengaruh temperatur dan
tekanan.
2.3
Sifat
fisik mineral
Suatu
mineral akan mempunyai sifat – sifat fisik yang tetap, sifat fisik mineral ini
terdiri dari :
·
Warna
(colour)
Warna mineral adalah kenampakan yang
secara langsung dapat dilihat pada mineral. Setiap mineral mempunyai warna khas
tersendiri seperti misalnya azurit berwarna biru.
Sumber :
http://google.com
Foto 2.1
Azurit
·
Kilap
(luster)
Kilap pada mineral dapat terlihat apabila
pada permukaan mineral dijatuhkan cahaya refleksi. Kilap pada logam dibagi
menjadi dua jenis yaitu :
1.
Kilap
logam, mineral kilap logam biasanya dicirikan dengan warna gores hitam atau
berwarna gelap. Contoh mineralnya yaitu galena.
2.
Kilap
non logam, kilap non logam biasanya terlihat pada mineral yang mempunyai warna
mineral dengan warna – warna yang relatif muda. Kilap non logam ini dibeadakan
lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
-
Kilap
intan (contohnya : serusit, intan)
-
Kilap
kaca (contohnya : kuarsa)
-
Kilap
damar (contohnya : belerang)
-
Kilap
lemak (contohnya : batubara)
-
Kilap
mutiara (contohnya : talk)
-
Kilap
sutera (contohnya : gipsum)
-
Kilap
tanah (contohnya : kaolin)
·
Bentuk
(form)
Bentuk mineral ini dibedakan menjadi
dua, yaitu bentuk kristalin dan bentuk amorf. Bentuk kristalin ini ditunjukan
dari mineral yang membentuk kristal dengan bentuk yang jelas. Sedangkan bentuk
amorf biasanya mineral tidak mempunyai batasan bentuk jelas.
·
Belahan
(cleavage)
Belahan
merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah
tertentu. Belahan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
-
Belahan
sempurna (contohnya : biotit)
-
Belahan
baik (contohnya : kalsit, gipsum)
-
Belahan
tidak jelas (contohnya : plagioklas)
-
Belahan
tidak tentu (contohnya : kuarsa)
-
Belahan
jelas (contohnya : hornblende)
-
Belahan
tidak sempurna (contohnya: apatit)
·
Kekerasan
(hardness)
Kekerasan
merupakan ketahanan yang terdapat pada mineral apabila permukaannya digores
dengan benda tajam.
Tabel 1
Skala Kekerasan Mohs
Skala
Kekerasan
|
Mineral
|
Rumus
Kimia
|
1
|
Talc
|
H2Mg3
(SiO3)4
|
2
|
Gypsum
|
CaSO4.
2H2O
|
3
|
Calcite
|
CaCO3
|
4
|
Fluorite
|
CaF2
|
5
|
Apatite
|
CaF2Ca3
(PO4)2
|
6
|
Orthoklase
|
K Al Si3
O8
|
7
|
Quartz
|
SiO2
|
8
|
Topaz
|
Al2SiO3O8
|
9
|
Corundum
|
Al2O3
|
10
|
Diamond
|
C
|
Sumber :
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
Dalam penentuan skala kekerasan suatu mineral dapat
diketahui dengan menggunakan parameter atau alat penguji.
Tabel 2
Parameter Penentuan Skala Kekerasan
Alat
Penguji
|
Derajat
Kekerasan Mohs
|
Kuku
manusia
|
2,5
|
Kawat
Tembaga
|
3
|
Paku
|
5,5
|
Pecahan
Kaca
|
5,5 – 6
|
Pisau Baja
|
5,5 – 6
|
Kikir Baja
|
6,5 – 7
|
Kuarsa
|
7
|
Sumber :
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
·
Cerat(streak)
Cerat
adalah salah satu sifat fisik mineral yang dapat diidentifikasi dari warna
mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Contohnya orthoklase ceratnya berwarna
putih.
Sumber :
http://google.com
Foto 2.2
Orthoklase
·
Pecahan
(fracture)
Pecahan
adalah kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur
apabila diberikan gaya pada mineral. Pecahan dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu :
-
Konkoidal
(pecahannya seperti cangkang kerang)
-
Menyerat
(tekstur dari pecahannya seperti serat)
-
Bergerigi
-
Tak
beraturan
·
Berat
jenis (specific gravity)
Berat
jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
·
Kemagnetan
(magnetic suscetibility)
Kemagnetan
adalah sifat yang terdapat pada mineral terhadap gaya magnet. Kemagnetan dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
-
Feromagnetic (mineral sangat kuat ditarik magnet)
-
Paramagnetic (mineral sangat lemah ditarik magnet)
-
Diamagnetic (mineral tidak tertarik oleh magnet)
·
Kelistrikan
(conductivity)
Kelistrikan
pada mineral dibagi menjadi 2 yaitu konduktor dan non konduktor. Mineral dikatakan
konduktor apabila mineral tersebut dapat mengahantarkan arus listrik. Sedangkan
non konduktor adalah kebalikan dari konduktor yaitu mineral tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar